Makalah Fisika - Pemanasan Global (GLOBAL WARMING)
MAKALAH FISIKA
PEMANASAN GLOBAL
SMA NEGERI 2
KECAMATAN HARAU
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN LIMAPULUH KOTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah fisika ini.Shalawat beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan
seperti saat sekarang ini.
Makalah
ini memuat tentang pemanasan global. Dengan adanya makalah ini saya berharap
kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana pemanasan global itu.Semoga
dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita
semua. Dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu saya berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan
saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II
PEMBAHASAN 3
A.
Pengertian
Pemanasan Global 3
B.
Penyebab Pemanasan Global 3
C.
Dampak Pemanasan Global 10
D.
Solusi Mengurangi Pemanasan Global 15
BAB III
PENUTUP 19
A. Kesimpulan 19
B. Saran ........................................................................................................................ 19
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
a. Gambar 2.1
................................................................................................................. 3
b. Gambar 2.2
................................................................................................................. 4
c. Gambar 2.3
................................................................................................................. 4
d. Gambar 2.4 ................................................................................................................. 5
e. Gambar 2.5
................................................................................................................. 6
f. Gambar 2.6 ................................................................................................................. 6
g. Gambar 2.7
................................................................................................................. 7
h. Gambar 2.8 ................................................................................................................. 7
i.
Gambar
2.9
................................................................................................................. 8
j.
Gambar
2.10 ............................................................................................................... 8
k. Gambar 2.11
............................................................................................................... 10
l.
Gambar
3.1 ................................................................................................................. 10
m.
Gambar
3.2
.............................................................................................................. 11
n. Gambar 3.3
................................................................................................................. 11
o. Gambar 3.4
................................................................................................................. 12
p. Gambar 3.5
................................................................................................................. 12
q. Gambar 4.1
................................................................................................................. 14
r.
Gambar
4.2
................................................................................................................. 15
s. Gambar 4.3
................................................................................................................. 16
t.
Gambar 4.4
................................................................................................................. 17
u. Gambar 4.5
................................................................................................................. 17
v. Gambar 4.6
................................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering
dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional. Makalah
ini akan membahas gambaran umum pemanasan global, aktivitas manusia dan
peranannya dalam pemanasan global beserta akibat dari pemanasan global itu
sendiri. Kami juga menyertakan beberapa usaha yang dilakukan manusia untuk
mengendalikan pemanasan global.
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu
permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu
lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu
global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terrekam sebelumnya.Dan sepuluh tahun terpanas terjadi
setelah tahun 1990. Isu pemanasan global begitu berkembang akhir-akhir
ini. Pemeran utamanya tentu saja manusia dengan berbagai aktivitasnya.
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan,
sepertiyang terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan
perubahan iklim yang ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan
lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya
angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia.
Makalah ini akan membahas Definisi Pengertian Pemanasan Global, Dampak
dari Pemanasan Global, Akibat dari Pemanasan Global, Cara mencengah Pemanasan
Global, Mengukur pemanasan global dan Bencana Besar Yang di
akibatkan oleh adanya Pemanasan Global
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat
di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk
radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini
mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan
Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan
suhu rata-rata bumi terus meningkat.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah
1. Apakah pengertian Pemanasan global?
2. Apakah penyebab pemanasan global?
3. Apakah dampak dari pemanasan global?
4. Apakah solusi utnuk mengurangi pemanasan global?
C.
Tujuan
Setelah menyelesaikan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Pemanasan global
2. Untuk mengetahui penyebab pemanasan global
3. Untuk mengetahui dampak dari pemanasan global
4. Untuk mengetahui solusi utnuk mengurangi pemanasan
global
5. Untuk memenuhi tugas Fisika semester 2 kelas XI SMA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering
juga disebut global warming adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti dengan
Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan
mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
B.
Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global ini terjadi karena beberapa hal berikut:
1. Boros Listrik
Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku
manusia bijak. Semua orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh
setiap individu. Tapi, ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah
pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai
penyumbang pemanasan global terjadi. Himbaun atau kampanye hemat listrik (save energy)
sudah banyak di lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam
pemakaian listrik.
2. Halaman Rumah
tanpa pepohonan
Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan
menetralkan suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa
mengatasi suhu panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya
setiap rumah mau menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak
dilakukan oleh banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih
membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap pekarangan
atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya pemanasan global
itu terjadi.
3. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan
kembai sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini
terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya.
Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model
rumah atau gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca
memantulkan cahaya ke udara, bukan menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua
rumah saja maka tidak terlalu berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah,
gedung -gedung pencakar langit pun memakai konsep bangunan kaca. Jika yang
terjadi demikian, maka pemanasan global adalah “prestasi” yang di hasilkan dari
banyak rumah dan gedung yang bermodelkan kaca.
4. Bahan Bakan
Kenderaan
Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia,
juga bisa memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di
hasilkan. Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada
pengurangan. Pengguna sepeda motor dari tahun ketahun terus meningkat
penggunanya. Begitu juga dengan pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara
sepeda motor dan mobil yang lama tidak di musnahkan atau tetap di biarkan
beredar.
5. Polusi asap
dari industri Pabrik
Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka
banyak pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan
untuk mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan
bekerja.
Jika pernyataan di atas benar, maka wajar jika kita mendapatkannya,
ya mendapatkan rasa panasnya bumi karena banyak polusi asap dari pabrik
industri. Ini memang dilema, di satu sisi untuk kepentingan rakyat, tapi di
sisi lain mengorbankan eksistensi bumi.
6. Pembakaran
Hutan dan ilegal loging
Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah
berapa berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal loging? Sumber
mangatakan bahwa sekitar 50 % pemanasan global disebabkan oleh CO2, dimana
emisi CO2 disebabkan oleh penggunaan bahan bakarfosil dan kerusakan/pembakaran
hutan.
Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir,
hutan juga bisa mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang
terjadi jika hutan sebagai warisan nenek moyang di bakar dan di tebang oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab?
Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah
harus serius dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi
beberapa bulan lalu di provinsi Riau.
7.
Usia Bumi Yang sudah tua
Planet bumi yang sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi
penyebab juga. Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti
banyak penyakit yang mudah menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita
bumi hari ini adalah pemanasan global dan hujan asam serta banyak lagi yang
lain.
Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena bumi sudah tua,
lalu pemasanan global tidak bisa di atasi? Jika ada solusi, bagaimana cara
mengatasi pemanasan global yang terjadi ? Anda bisa baca di sini untuk jawaban
dari pertanyaan tersebut.
8. Bocornya
lapisan ozon
Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi,
karena ada laipsan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika
memang lapisan ozon memang masih normal. Yang terjadi sekarang ini adalah
lapisan ozon sudah menipis bahkan ada yang bilang sudah bocor.
Sebuah sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan
instrumen Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan
Meteor 3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai
lubang ozon di kedua kutub
9.
Minimnya ruang terbuka hijau
Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga,
menilai sejauh ini belum ada lonjakan persentase yang berarti terhadap jumlah
ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Jakarta, sebagaimana di lansir dari media
online _http://koran-jakarta.com.
Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang
terbuka hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya.
Walau sekarang ada beberapa kota seperti Bandung dan Surabaya yang sedang
menggalakkan. Maka hal itu bisa di jadikan contoh bagi kota-kota lain.
10.
Jumlah kendaraan terus bertambah
Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat
sikap dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor.
Misal dengan keluarnya kendaraan terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa di
cabut atau di daur ulang atau apalah. Yang penting jumlah kendaraan
bermotor bisa berkurang, bukan malah bertambah.
Terjadi saat ini adalah
jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di barengi dengan
infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak kepada
pemanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.
Demikianlah beberapa hal yang menjadi 10 Penyebab dari Pemanasan
Global (Global Warming). Mungin masih banyak lagi penyebabnya. Jika pembaca
mempunyai pendapat lain, silahkan tulis di kolom komentar.
- Efek Umpan Balik
Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab
pemanasan global. Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus
pemansan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya
pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir
konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik
ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang
di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan
memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es
yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat.
Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan
terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih
sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak
radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak
lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari
melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi
terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan
lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini
diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga
membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap
karbon yang rendah.
12. Penggunaan
pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20,
penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk
kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida
sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah
pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air
minum kita.
C.
Dampak
Pemanasan Global
Di bawah ini
adalah beberapa dampak dari pemanasan global:
- Kekeringan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim
Inggris menemukan bahwa pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar
dalam 100 tahun ke depan. Skala kekeringan begitu besar hingga
mencakup setengah dari total lahan yang kita miliki saat ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI)
menyatakan bahwa persentase global daerah kering telah meningkat sebesar 1,74%
antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja akan memicu
kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.
2. Wabah
Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai virus
umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan kenaikan
suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam
iklim tropis kemudian menyebar ke daerah lain. Korea Institite of Health
and Social Affairs (KIHASA) menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1 derajat
kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran penyakit.
3. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan
dengan logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca
di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir
besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan
meningkat dalam abad ini.
4. Pencairan es di kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah
Antartika (Kutub Selatan). Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua
sampai tiga kali lipat. Es di kutub memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan. Jika es mencair, pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut
akan terancam bahaya. Kota-kota seperti Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah
beberapa tempat yang akan terpapar risiko tertinggi dalam skenario seperti itu.
Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, hal ini menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama
sekitar Greenland.
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada
kehidupan di daerah pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing,
pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan
laut akan sangat berpengaruh pada ekosistem pantai, contohnya akan
menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.
5. Kabut asap (smog)
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi
kabut asap di atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap
pada akhirnya akan menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga
mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi
kehidupan.
6. Kebakaran hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk
memastikan apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan
intensitas kebakaran hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem
dan infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida
yang merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya
memperparah pemanasan global (global warming)
- Iklim Mulai Tidak Stabil
Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara
dari belahan Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi.
Hal ini berakibat akan mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil.
Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan tersebut. . Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak
air yang menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah
hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan
air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa
periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak
terprediksi dan lebih ekstrim.
- Gangguan Ekologis
Hewan
dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan
ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
D.
Solusi
Mengurangi Pemanasan Global
Berikut ini
adalah solusi dari pemanasan global:
1.
Program menanam
pohon
Gambar
4.1
Apakah selama ini gerakan menanam pohon sudah di lakukan? Saya pikir
sudah, kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah,
perusahaan besar pun sudah mengalokasikan dana Corporate Social
Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam pohon. Tidak sampai di situ
saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar menggalakan menaman
pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk di tanam
setiap rumah. Tapi saya tetap sepakat bahwa menanam pohon adalah satu cara untuk
mencegah pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam perencanaan
dan pelaksanaannya.
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per
tahunnya.1 Jadi, dalam waktu 40 tahun, pohon dapat menyerap 240 kg CO2. United
Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan
menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon menyerap
karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang
pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer.
Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan
hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran
1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak?
Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 akre
pohon per tahunnya.
2.
Jadilah vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air.
Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat
mereka mencerna makanan mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam
laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”,2 2006 dipaparkan bahwa peternakan
menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37%
gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).
Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku
panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk
setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per
orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2.3 Saat ini, jumlah penduduk dunia sekitar
6,7 miliar orang. Bila 5 miliar orang di antaranya adalah pemakan daging, coba
Anda hitung berapa CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya? Luar biasa, bukan?
Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri,
menganjurkan orang untuk berhenti makan daging untuk mengerem pemanasan global.
3.
Cerdas dalam berkendara
Gambar
4.2
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara
dengan cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus
sepeda yang di tata dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan
sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor atau ke sekolah. Sebenarnya,
hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon
yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat jalan khusus penaik
sepeda, tapi tidak.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan
cerdas, hal ini bisa mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan
bermotor yang kita naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini
bisa menghemat polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan
berjalan kaki, maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah
menaiki mobil. Sama – sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2
yang di keluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor. Cobalah untuk berjalan
kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam
satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar
alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil
menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, Anda bisa
memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat
menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
- Kurangi Bangunan Rumah Kaca
Gambar
4.3
Banyaknya
bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa derajat
celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang
tegas tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau
tida bisa).
Lalu
apakah sudah ada kebijakan pemerintah tentang pengurangan pembangunan gedung
atau rumah kaca? Untuk hal in saya tidak ada mendapatkan, kalau pun ada seperti
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya formalitas saja. Ini terbukti dengan
terus dan terus tumbuh gedung-gedung di bangun.
Aspirasi
ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda kepada
pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa tentang
dampak
lingkungan dalam proyek mereka.
5.
Hemat Listrik
Gambar
4.4
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian
alangkah bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika
siang hari mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi.
Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja.
Sangat disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang
hari. Dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak
salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan
seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam
penggunaaan listrik.
6.
Saluran Ventilasi rumah yang cukup
Gambar
4.5
Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda
lakukan selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah.
Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya
angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam pohon di
pekarangan rumah Anda.
7.
Jangan tebang pohon sembarangan (ilegal
loging)
Gambar
4.6
Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa
kita lihat setiap tahun berapa hektar lahan hutan yang terbakar,
sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak terhitung lagi kerugian negara karena
hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Anda bisa
bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk tinggi? Ya,
butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat
negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral
itu.Bagi pohon yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di
rawat dengan baik, apatah lagi di musim pemilu, banyak pohon yang di
paku dengan sembarangan. Kampanye tentang menolak dan menentang ilegal loging atau
menolak penebangan pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi
kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang, membuat
masalah bagi bangsa dan negara.
Cara lain yang digunakan adalah
a. Pisahkan sampah kertas, plastik, kalenga agar dapat didaur ulang
b. Daur ulang sampah organic
c. Jemur pakaian anda di bawah sinar matahari
d. Gunakan kipas angin
e. Beli makanan yang mengandung unsur organic
f.
Kurangi belanja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan
utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia
sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan
global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan
saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi
efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di
masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka
pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanasan
global adalah peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan maupun
di atmosfer bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca dan efek
umpan balik karena efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala
makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat
dingin. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global. Dan menurut Laporan Perserikatan
Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun
2006 mengungkapkan bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah
kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah
kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). ” Hampir seperlima (20
persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah
emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.
B. SARAN
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk
hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa
dekadelah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua
dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong
royong untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang
sempurna ini. Stop global warming. Kami menerima saran dari pembaca untuk kami
perbaiki dan kami sempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar